Seminar Nasional dan Pameran Pendidikan 2015

Pendidikan anak bangsa seharusnya memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak di tanah Nusantara ini. Realitas pendidikan di Papua sangat memprihatinkan. Dalam waktu yang bersamaan banyak sekali kantong-kantong daerah tertinggal di Jawa, bahkan di kota besar seperti Jakarta.

Seminar Nasional Pendidikan Daerah Tertinggal, yang bertemakan Anak Bangsa Mencintai & Memiliki Daerahnya,  membahas tantangan-strategi-program pendidikan yang memampukan anak bangsa mencintai dan memiliki daerahnya. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat termasuk swasta harus berani melihat realitas pendidikan daerah tertinggal. Dan secara bersama harus berinisiatif membangun upaya dan roadmap untuk mematahkan siklus ketertinggalan anak bangsa.

Yayasan Alirena sebagai penyelenggara seminar ini membuka ruang diskusi dengan mengundang:

  1. Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah yang diwakili Direktorat PKLK Dikmen, membahas kebijakan Kurnas (Kurikulum Nasional) untuk daerah tertinggal, serta  pengukurannya.  Dan bagaimana mengukur tahapan peningkatan program pendidikan.
  2. Bapak Chris Sohilait, Sekda Kabupaten Lanny Jaya Papua, membahas realitas ketertinggalan yang dihadapi secara langsung: Strategi dan program yang effektif, serta pengukuran peningkatan kualitas.
  3. Bapak Jurianto Joe, Ph.D, Ketua Yayasan Alirena, membahas metode APeL (Anak Pelaku Pembelajaran) sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang efektif untuk anak-anak mengembangkan dirinya dengan lebih cepat, agar dapat mengejar ketertinggalan.
  4. Ibu Prof. Sri Hartati, pakar psikologi pendidikan anak Universitas Indonesia, membahas faktor psikologi anak dalam menciptakan pendidikan yang efektif untuk anak-anak dari daerah tertinggal.
  5. Bapak Takim Andriono, Yayasan Trampil, membahas peranan teknologi untuk pendidikan daerah tertinggal.

Acara seminar ini dihadiri oleh Pemda daerah-daerah tertinggal seluruh Indonesia, instansi pemerintahan pusat, komunitas-komunitas pendidikan dan budayawan, perguruan tinggi dan sekolah negeri atau swasta, serta individu-individu yang berkecimpung dalam pendidikan dan pengembangan daerah tertinggal.

Bersamaan dengan seminar, diselenggarakan juga pameran pendidikan daerah tertinggal yang diisi oleh yayasan dan pihak swasta yang sudah bergerak untuk meningkatkan pendidikan daerah tertinggal.

Seminar dan pameran diadakan pada hari Kamis, 5 Nopember 2015. Untuk seminar dimulai pukul 09.30-15.30 WIB, dan Pameran pendidikan pukul 09.30-17.00 WIB. Tempat acara di kampus Sekolah Anak Indonesia (SAI), Jl. Werner Schwebig, Kp. Legok Gaok, Ds. Kadungmanggu, Kec. Babakan Madang, Sentul Bogor. SAI adalah sekolah percontohan untuk anak-anak daerah tertinggal yang diprakarsai oleh Yayasan Alirena.

Diharapkan kedepannya acara  seperti ini akan menjadi agenda yang akan diselenggarakan oleh Yayasan Alirena sebagai wadah terhadap orang-orang yang peduli pendidikan, khususnya di daerah-daerah tertinggal.

eng go-pembina yayasan alirena-anak bangsa mencintai dan memiliki daerahnya-sai-sekolah anak indonesiafoto bersama-christian sohilait-sekda lanny jaya-papua-susan bachtiar-dan peserta seminar nasional-sai-sekolah anak indonesiapameran pendidikan-metode pembelajaran-apel-anak pelaku pembelajaran-papua-sai-sekolah anak indonesiapameran pendidikan-metode pembelajaran-apel-anak pelaku pembelajaran-papua-sai-sekolah anak indonesia-2pameran pendidikan-teknologi-robotik-anak bangsa mencintai dan memiliki daerahnya-sai-sekolah anak indonesiaprof sri hartati-guru besar universitas indonesia-seminar anak bangsa mencintai dan memiliki daerahnya-sai-sekolah anak indonesiarobotik-pameran pendidikan-anak bangsa mencintai dan memiliki daerahnya-sai-sekolah anak indonesia-2

Bagikan :
2017-08-16T02:58:08+00:00

Leave A Comment